Pertanyaan:
Bagaimanakah kiat atau trik bijak
berkomunikasi dengan lawan jenis?
Jawaban:
Sudah menjadi perintah Allah dan RasulNya
agar semua mukmin dan mukminah menahan pandangannya dari lawan jenis.
Allah ta’ala berfirman:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ. وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ
Artinya: "Katakanlah kepada orang
laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
Katakanlah kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari
padanya." (QS An Nur: 30-31).
Rasulullah saw juga bersabda:
وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " يَا عَلِيُّ لا تُتْبِعْ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ رواه الترمذي 2701 وهو في صحيح الجامع 7953.
Artinya: Rasulullah saw berkata:
"Wahai Ali, jangan engkau iringi suatu pandangan dengan pandangan
berikutnya. Sesungguhnya bagi pandangan yang pertama, dan tidaklah bagimu
pandangan yang terakhir (berikutnya)." (HR Tirmidzi).
Hadits ini menjelaskan larangan Rasulullah untuk
melanjutkan pandangan kepada sesuatu yang terlarang dengan pandangan
berikutnya. Pandangan yang pertama masih dimaafkan, sedangkan pandangan
berikutnya tidak lagi dimaafkan atau bermakna berdosa.
Pemahaman seperti ini dikuatkan oleh hadits
lain:
عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَظْرَةِ الْفُجَاءة فَأَمَرَنِي أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِي رواه الترمذي وقال هذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ : السنن 2700.
Artinya: Diriwayatkan dari Jarir bin
Abdullah, dia berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan
yang tidak sengaja, maka Beliau memerintahkan aku untuk memalingkan
pandanganku". (HR Tirmidzi).
Dengan arahan Allah dan Rasulullah saw di
atas, maka setiap mukmin atau mukminah saat berpapasan atau berbicara dengan
lawan jenis, hendaklah mengalihkan tatapan dan pandangannya ke arah lain, atau
meminimalisir untuk saling bertatapan. Sebab, tatapan yang lama akan membawa
kepada "menikmati" pandangan tersebut.
Dan ketika itulah ia terjatuh kepada dosa.
Kiat lain, adalah menghindari khalwah atau
berduaan. Karena dalam situasi seperti itu akan semakin mudah dan terpancing
untuk mengumbar pandangan. Sebaliknya, bila dalam suasana bersama akan ada rasa
malu untuk bertatapan lama.
Kiat yang lain adalah mengurangi dan
mengatur agenda atau kegiatan, sehingga pertemuan lawan jenis itu akan menjadi
berkurang.
Selebihnya, tentu Allah sangat tahu mana
hambaNya yang terus menjaga pandangannya dan mana yang tidak.
Wallahu A'laa wa A'lam.
✏ Ustadz H. Irsyad
Syafar. Lc. M.Ed
0 komentar:
Posting Komentar