MUTIARA HIKMAH
IKADI; Menebar Islam Rahmatan lil 'Alamin
MUTIARA HIKMAH
IKADI; Menebar Islam Rahmatan lil 'Alamin
MUTIARA HIKMAH
IKADI; Menebar Islam Rahmatan lil 'Alamin
MUTIARA HIKMAH
IKADI; Menebar Islam Rahmatan lil 'Alamin
MUTIARA HIKMAH
IKADI; Menebar Islam Rahmatan lil 'Alamin
Kamis, 15 Februari 2018
Selasa, 13 Februari 2018
SATU JARI YANG DAHSYAT
Oleh: H. Irsyad Syafar, Lc., M.Ed
Siapakah yang tidak kenal dengan Qutaibah bin Muslim Al
Bahiliy. Dialah seorang panglima perang yang sangat terkenal, pemimpin
penaklukan Islam di kawasan Asia tengah pada abad pertama hijriyah. Tabiin yang
mulia ini telah menaklukkan wilayah Khawarizmi, Sijistan, Samarqand, Bukhara
dan sampai ke perbatasan negara Rusia.
Imam Adz Dzahabi menceritakan dalam kitab "Siyar
A'lam An Nubala", ketika Qutaibah memimpin pasukan umat Islam berhadapan
dengan pasukan Attrak, hatinya bergetar melihat pasukan lawan yang sangat
tangguh. Maka dia bertanya kepada pengawalnya, "Dimana Muhammad bin Al
Waasi'?". Para sahabatnya memberi tahu bahwa Muhammad bin Al Wasi' ada di
barisan sayap kanan pasukan.
Maka Qutaibah menoleh ke arah sayap kanan pasukan.
Rupanya disana Muhammad bin Al Wasi' sedang bersiap dengan panahnya. Tapi, jari
telunjuknya menunjuk ke arah langit, dan bibirnya komat-kamit berdoa kepada
Allah.
Seketika itu juga Qutaibah langsung berteriak dengan
keras: "Sesungguhnya satu jari itu lebih aku sukai dari pada seratus ribu
anak panah yang terbang melayang dan seratus ribu pemuda yang berperang".
Dan benar, peperangan itu dimenangkan oleh pasukan
Qutaibah bin Muslim. Dan doa seorang lelaki shaleh lagi mulia, Muhammad bin Al
Wasi' telah membuat kokoh dan kuatnya pasukan dihadapan kekuatan musuh.
Begitulah buah dari hubungan yang sangat baik dan kuat
antara seorang hamba dengan Rabbnya. Yaitu kemenangan dalam setiap perjuangan.
Bahkan satu jari sekalipun bisa jauh lebih kuat dari pada seratus ribu
pasukan.
Dalam kerja-kerja dakwah, seorang da'i sangat membutuhkan
pertolongan-pertolongan khusus dari Allah. Sebab, beban dan tantangan dakwah
dari hari ke hari semakin berat. Maka setiap da'i harus membangun hubungan yang
baik dengan Allah, melalui penguatan iman dan peningkatan amal shaleh baik
kualitas maupun kuantitas.
Seorang da'i tidak boleh menyepelekan doa dan ibadah yang
dia lakukan kepada Allah. Bisa jadi dari situ Allah mendatangkan
pertolonganNya. Tidak saja kepada dirinya, bahkan bisa kepada kerja-kerja
dakwah kolektif bersama para da'i lainnya. Dan bisa jadi itu terjadi dari orang
biasa-biasa saja.
Rasulullah saw bersabda:
إِنَّ
مِنْ عِبَادِ اللَّهِ مَنْ
لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ
لَأَبَرَّهُ.(رواه البخاري ومسلم)
Artinya: Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah, ada
orang yang kalau dia bersumpah dengan nama Allah, niscaya Allah buktikan
(terjadi)". (HR bukhari dan Muslim).
Wallahu A'laa wa A'lam.